Dalam era digital saat ini, peran teknologi dalam mendukung implementasi ISO 45001 menjadi sangat krusial karena berfokus pada manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Selain itu, teknologi tidak hanya membantu dalam pemantauan dan pengelolaan, tetapi juga memungkinkan organisasi untuk melakukan analisis secara realtime yang bisa meningkatkan pengambilan keputusan. Sistem manajemen berbasis teknologi memudahkan komunikasi, pelaporan, dan memastikan bahwa setiap anggota tim memiliki akses informasi yang akurat mengenai prosedur keselamatan. Dengan integrasi teknologi yang tepat, implementasi ISO 45001 menjadi lebih efektif, efisien, dan berkontribusi pada terciptanya lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif. 

Apa itu ISO 45001?

ISO 45001 merupakan standar internasional yang mengatur mengenai sistem kesehatan dan keselamatan kerja di lingkungan organisasi. Penerapan standar ini akan membuat organisasi dapat melaksanakan dan mengevaluasi sistem manajemen K3 secara aktif dan mencegah kecelakaan yang berdampak pada kesehatan yang dialami oleh para pekerjanya. Simak 4 alasan ISO 45001 penting bagi perusahaan konstruksi!

ISO 45001 tidak hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar saja, tapi juga bisa dilakukan oleh segala bidang industri dan berbagai macam skala usaha. Hal ini dikarenakan keselamatan dan kesehatan kerja diperlukan oleh masing-masing organisasi. 

8 Peran Teknologi dalam Mendukung Implementasi ISO 45001

Teknologi digital yang terintegrasi dapat membantu perusahaan meningkatkan kemampuan manajemen darurat yang diperlukan untuk mengantisipasi, mencegah, atau meminimalkan risiko darurat. Ada beberapa peran teknologi yang perlu diketahui, seperti:

1. Mengidentifikasi dan merencanakan potensi situasi darurat. 
2. Menyiapkan respon yang terencana terhadap situasi darurat, seperti pandemi, ancaman bom, serangan teroris, insiden penembakan aktif, hingga bencana alam. 
3. Mengintegrasikan latihan darurat ke dalam sistem perubahan. 
4. Memberikan informasi yang relevan kepada semua anggota perusahaan mengenai tugas dan tanggung jawab mereka selama kejadian darurat. 
5. Mengevaluasi dan merevisi langkah-langkah kesiapsiagaan darurat, terutama setelah terjadinya situasi darurat. 
6. Memfasilitasi pelatihan pencegahan, kesiapsiagaan, hingga tanggap darurat. 
7. Mengomunikasikan informasi kepada kontraktor, pengunjung, layanan tanggap darurat yang relevan, otoritas pemerintahan dan masyarakat setempat. 
8. Secara berkala melatih dan menguji kemampuan tanggap darurat.