Proyek konstruksi merupakan kegiatan kerja panjang yang membutuhkan perencanaan yang matang, pengerjaan yang sesuai dengan rencana, pemeriksaan yang dilakukan secara berkala agar tidak terjadi kesalahan, dan perubahan perencanaan yang sering kali terjadi. Terdapat proses kerja yang cocok digunakan dalam proyek konstruksi, yaitu PDCA. Sebagai manajer proyek konstruksi, Anda dapat menerapkan PDCA (Plan-Do-Check-Act) agar proyek berjalan lebih efektif dan efisien.
PDCA merupakan metode manajemen berbasis siklus perbaikan yang meliputi Perencanaan (Plan), Tindakan (Do), Pemeriksaan (Check), dan Aksi (Act). PDCA dapat diterapkan pada aktivitas individu, organisasi, hingga korporasi. PDCA dikatakan sebagai siklus perbaikan karena elemen PDCA dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan perencanaan, aktivitas yang merugikan, hingga hasil produk yang tidak maksimal (jika dilihat dari perspektif bisnis). Selain itu, PDCA dapat diterapkan pada proyek konstruksi.
Baca juga: Pentingnya Mengelola Risiko Keselamatan Kerja Proyek Konstruksi Besar
Proyek konstruksi diekspektasikan memiliki hasil output yang memuaskan bagi seluruh pihak yang terlibat. Oleh karena itu, pemilihan metode manajemen yang tepat dapat merealisasikan harapan dari para stakeholder. PDCA dapat digunakan sebagai tools utama dalam merancang rencana proyek konstruksi. Tidak hanya merancang, PDCA juga melakukan pemeriksaan, aksi, dan tindakan yang dapat memperbaiki proses yang menyebabkan kerugian secara finansial, temporal, dan material.
Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut langkah-langkah penerapan PDCA dalam pelaksanaan proyek konstruksi:
Tahap Plan digunakan untuk menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, meliputi:
● Menyusun dokumen Rencana Mutu Proyek
● Membuat jadwal kerja, anggaran, dan alokasi sumber daya
● Menetapkan standar mutu material,K3, prosedur kerja, kebijakan, dan inspeksi
Tahap Do dilakukan jika rencana siap untuk dikerjakan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan yaitu:
● Pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi sesuai dengan metode dan jadwal.
● Distribusi dan mobilisasi pekerja, material, dan peralatan.
● Pelaksanaan pengawasan K3 dan lingkungan.
● Dokumentasi kegiatan proyek konstruksi yang meliputi laporan harian, foto, checklist kerja, dan sebagainya.
Tahap Check dilakukan agar tindakan (Do) yang dilakukan masih berjalan sesuai dengan rencana yang meliputi:
● Melakukan monitoring ke lapangan.
● Memeriksa hasil kerja sementara dengan uji mutu.
● Meninjau dan mencatat laporan terkait temuan, ketidaksesuaian, insiden, dan pelanggaran prosedur.
● Melakukan komparasi hasil kerja dengan target.
Setelah dilakukan pengecekan dan ditemukan ketidaksesuaian target, tahap Act sebagai siklus perbaikan akan mengevaluasi, memperbaiki, dan menetapkan standar baru dengan langkah-langkah berikut:
● Menganalisis penyebab ketidaksesuaian.
● Melakukan tindakan korektif.
● Memperbarui dokumen standar, prosedur, dan metode kerja.
● Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja proyek.
PDCA sangat fleksibel untuk digunakan sehari-hari, termasuk pekerjaan yang memerlukan perencanaan dan proses yang panjang seperti proyek konstruksi. Penerapan PDCA pada proyek konstruksi dapat membuat rencana jangka panjang, pengerjaaan sesuai rencana, pemeriksaan secara berkala merekonstruksi ulang standar jika ditemukan ketidaksesuaian pada kinerja proyek. Jika Anda tertarik dan memiliki pertanyaan terkait PDCA, kunjungi website berikut ini kiskonsultan.com. Tim kami akan membantu memenuhi kebutuhan perusahaan Anda yang berpengalaman di bidang sertifikasi manajemen, legalitas, hingga ketenagalistrikan dengan harga yang terjangkau.