Suatu proyek konstruksi tentu melibatkan banyak pihak mulai dari pekerja, tenaga ahli, manajer konstruksi,dan sebagainya. Mereka bekerja berdasarkan kesepakatan, tujuan, dan tanggung jawab yang tertulis dalam kontrak. Namun, dalam beberapa kasus, terjadi sengketa konstruksi dikarenakan ekspektasi atau ketentuan kontraktual yang tidak sesuai dengan perkembangan proyek konstruksi.
Sengketa konstruksi merupakan konflik atau ketidaksepakatan yang terjadi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proyek konstruksi seperti pemilik proyek, kontraktor, subkontraktor, pemasok, atau arsitek. Sengketa konstruksi dapat muncul karena berbagai alasan seperti tidak tercapainya kesepakatan mengenai interpretasi kontrak, kualitas pekerjaan, atau pembayaran. Sengketa konstruksi yang terjadi dalam proyek konstruksi akan memberikan dampak buruk terhadap hubungan antar pihak yang terlibat, penundaan proyek, pembengkakan biaya, dan potensi kegagalan proyek konstruksi.
Baca juga: Ketahui Informasi Wajib dalam Perjanjain Kontrak Konstruksi
Berikut ini merupakan beberapa jenis sengketa proyek konstruksi:
Keterlambatan merupakan masalah umum dalam industri konstruksi. Hal ini disebabkan karena faktor cuaca, gangguan rantai pasokan, atau perubahan cakupan proyek. Dalam beberapa kasus, keterlambatan terjadi karena adanya konflik antar pihak yang mengutamakan jadwal masing-masing daripada tenggat waktu bersama. Konflik penjadwalan ini dapat menyebabkan biaya tambahan dan hubungan yang tegang antar pihak.
Sengketa mutu sering kali terjadi dikarenakan adanya tuduhan bahwa bahan atau pengerjaan tidak memenuhi standar yang telah disepakati. Sengketa ini dapat mengakibatkan biaya tambahan dalam pengerjaan ulang atau penggantian bahan material.
Sengketa pembayaran merupakan salah satu sengketa yang paling umum dalam konstruksi. Sengketa konstruksi meliputi faktur yang belum dibayar, keterlambatan pembayaran, atau ketidaksepakatan terkait alokasi anggaran. Sengketa ini dapat menghentikan proyek konstruksi dan memengaruhi arus kas proyek.
Dalam proyek konstruksi, alokasi sumber daya melibatkan pendistribusian material, tenaga kerja, dan waktu. Sengketa ini dapat terjadi ketika sumber daya dianggap dialokasikan secara tidak adil, sehingga menyebabkan ketegangan antar peserta proyek.
Untuk menghindari atau menyelesaikan permasalahan sengketa proyek konstruksi, berikut beberapa tips penyelesaian sengketa proyek konstruksi:
Langkah pertama dalam menyelesaikan sengketa konstruksi yaitu dengan melakukan negosiasi dan mediasi. Cara ini berfokus pada kerja sama dan berupaya mencari solusi yang memuaskan semua pihak yang terlibat tanpa harus melalui proses hukum formal.
Jika negosiasi dan mediasi tidak berhasil, langkah kedua yang dapat dilakukan yakni dengan arbitrase. Arbitrase merupakan mekanisme penyelesaian sengketa di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Arbitrase sering dilakukan dalam penyelesaian sengketa utama yang menekankan efektivitas untuk sengketa konstruksi beresiko tinggi dan rumit.
Jalur hukum atau litigasi menjadi tahap terakhir dalam penyelesaian konstruksi karena biayanya yang tinggi, proses yang panjang, dan sifatnya yang terbuka untuk publik. Jalur hukum menjadi penting ketika para pihak gagal menemukan titik temu ketika salah satu pihak yakin hak kontraktual atau hukumnya terancam. Litigasi dapat mengatasi masalah serius seperti pelanggaran kewajiban atau kerugian finansial yang sangat besar.
Tidak selamanya proses pembangunan proyek konstruksi berjalan lancar. Ada saja permasalahan yang muncul dalam proyek konstruksi, seperti halnya sengketa proyek konstruksi. Sebelum hal tersebut terjadi, adanya baiknya Anda berkonsultasi dengan pakar di bidang konstruksi dengan mengunjungi website berikut ini kiskonsultan.com. Kami akan menangani permasalahan yang Anda hadapi dengan tim profesional yang berpengalaman di bidangnya dengan harga yang kompetitif.